Azwar di Mata Saya

Kehidupan terus berjalan maju tanpa ada satu manusiapun yang bisa menunda bagaimana kehidupan itu berjalan. Seiring proses, sahabat, teman, dan keluarga akan memiliki kehidupan masing-masing. Masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa sejatinya ialah proses pembelajaran tanpa henti.

Seorang sahabat pernah mengajarkan saya mengenai arti penting kehidupan dan saya sangat bangga dengannya. Azwar nama sahabat saya, kami berteman sejak kelas satu di Sekolah Menengah Pertama (SMP) tepatnya di SMP Negeri 7 Banda Aceh.

Azwar Masa SMP, saat pertama mengenal Azwar, saya mengira dia anak yang nakal. Penilaian itu tentu saja dari kaca mata saya yang belum mengenal lebih dekat dengannya. Di Angkatan kami, Azwar merupakan siswa yang cukup berpengaruh, bukan tidak beralasan saya menyampaikan itu, melainkan Azwar pernah menjadi juara lari tingkat pelajar dan cukup sering dilibatkan oleh guru olahraga untuk memperkuat tim sepak bola SMP N 7 saat ada pertandingan antar sekolah.

Tidak berhenti disitu, Azwar merupakan siswa kelas kami yang menjadi murid kesayangan guru matematika, disini saya sangat mengagumi sahabat saya ini. Selain tangkas dalam berolahraga, dia juga pintar matematika, perpaduan komplit otot dan otak bagi seorang pelajar. Kalian menyangka itu? Ya! Saya saksinya. Jika pun masih belum meyakinkan kalian, minta saja rapornya, kalian pasti akan tercengang. Dia selalu berada di peringkat 3 besar.

Azwar Masa SMA, kami bersekolah di SMA yang sama, SMA N 9 Banda Aceh yang berada dalam lingkungan Stadion Harapan Bangsa. Kali ini saya semakin kenal lebih jauh mengenai sahabat saya ini, karena mulai dari kelas satu hingga kelas tiga kami selalu di kelas yang sama. Ada hal menarik yang saya ingat hingga hari ini mengenai Azwar. Argumentasinya terhadap pelajaran semakin meningkat jauh, terbukti ia pernah berdebat dengan guru Bahasa Inggris pada mata pelajaran Bahasa Inggris, dan guru tersebut membenarkan argumentasi Azwar. Dalam mata pelajaran matematika dan fisika Azwar juga cukup aktif bertanya dan menjawab soalan mata pelajaran tersebut. Bagi saya yang memang tidak memiliki minat dalam beberapa pelajaran, hal tersebut membuat saya sangat kagum dengan Azwar.

Azwar Masa Kuliah, Kekaguman saya semakin bertambah saat Azwar diterima masuk Universitas Syiah Kuala melalui jalur undangan. Bahkan saya tidak pernah bermimpi mendapat undangan dari kampus favorit saat itu. Disaat Azwar mendapat undangan untuk kuliah, disaat itu pula saya tidak lulus Seleksi Masuk Perguruan tinggi Negeri (SMPTN), hingga akhirnya saya mengikuti Ujian Masuk Bersama (UMB) di Universitas Syiah Kuala. Azwar mengambil jurusan Teknik Pertanian pada Fakultas Pertanian, sedangkan saya lulus UMB di Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsyiah.

Saat kuliah kami sering menghabiskan waktu di kampus dan warkop. Karena kebiasaan bertemu ini, tidak jarang kami saling berargumentasi mengenai apapun terkait isu yang sedang hangat, baik ilmu pengetahuan hingga politik. Bahkan kebiasaan saling berargumentasi tersebut masih kami lakukan hingga saat ini.

Azwar tetaplah Azwar yang bisa diterima dalam kelompok manapun, terutama di lingkungan kampus, Azwar tetap mempertahankan eksistensinya secara natural. Azwar mampu bergaul dengan senior kampus, bahkan ia cukup dihormati oleh junior kampus. Bahkan ia pernah memimpin kegiatan Ajang Keakraban dan Silaturahmi Teknik Pertanian (AKSI Teta) yang berjalan sukses.

Azwar selalu berpikir dan bertindak menggunakan logika, entah itu terbentuk secara alami atau melalui proses pembentukan. Saya masih ingat saat Azwar menyampaikan ingin bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Leuser, salah satu UKM Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) yang ada di Unsyiah. Ia menceritakan kepada saya betapa serunya Pendidikan Dasar (Diksar) yang ia tempuh, dimana ia harus bertahan mengikuti Diksar di Tengah hutan.

Jika saya melihat kematangan karakter dan jiwa kepemimpinan Azwar semakin terbentuk saat ia bergabung menjadi anggota Mapala Leuser. Saat ia selesai melakukan ekspedisi, ia selalu membagikan kisah petualangannya kepada saya, Arung Jeram, jelajah gua, dan pendakian. Tidak jarang ia menyimpan foto-foto petualangannya di komputer saya. Saya semakin kagum!

Kami sering melakukan pendakian dibeberapa gunung seputaran Aceh Besar diantaranya, Glee Goh Leumo dan Lhok Mata Ie. Dalam setiap pendakian Azwar selalu memiliki keahlian memimpin tim, mulai dari buka jalur hingga spot berkemah ia paham. Saya pribadi merasa aman saat mendaki bersama Azwar karena memang hal tersebut adalah keahliannya.

Azwar Sahabat Terbaik, tidak jarang dalam berargumentasi ada emosi yang terlibat, namun kebiasaan dunia akademis kami mampu mengenyampingkan hal tersebut. Hal yang cukup mengherankan bagi saya adalah Azwar tidak buta informasi. Apapun yang akan menjadi pembahasan, Azwar mampu berargumen dengan seluruh isu tersebut, agama, pendidikan, politik, olahraga, bahkan anime ia paham dan mengerti. Semakin luar biasa.

Azwar merupakan tipe sahabat yang akan mendampingi permasalahan hingga tuntas, tak jarang wejangan dan motivasi darinya sangat menyejukkan dan memulihkan logika yang kusut. Tahun 2008 saya kecelakaan hingga membuat kaki kiri saya cedera parah. Saat itu saya diharuskan menggunakan tongkat, dengan sigap Azwar rutin menjenguk bahkan tidak ragu untuk mengantar saya ke kampus. Masih banyak hal-hal luar biasa yang ada pada diri Azwar mungkin tidak terbahas dalam tulisan ini. Maka dalam buku saya yang berjudul “Banda Aceh dalam 19 Babak” kisah Azwar hadir menghiasi sebagai bentuk kekaguman saya terhadap dirinya.

Azwar selalu hadir dengan problem solving (penyelesaian masalah) yang mengajak kita berpikir logis. Namun terpenting ialah, Ia akan cukup berupaya keras untuk menemukan jalan keluar dari setiap masalah yang sahabatnya hadapi. Sejauh yang saya kenal, Azwar tidak akan pernah menyerah dalam keadaan apapun, ia mengajarkan saya untuk survive dalam menjalani hidup dan juga selalu mempertimbangkan dampak dari setiap keputusan.

Saya selalu kagum dengannya, terlebih terhadap visi misi hidupnya yang mengajak kita untuk berupaya keras menciptakan keselarasan dalam kehidupan. Bagi saya, Azwar merupakan sosok sahabat terbaik sepanjang masa.

Teruslah berjuang sahabat, visi dan misimu layak diperjuangkan.

Leave a comment